Jika selama ini saya mengenal Python sebagai aplikasi
untuk meng-Hack HP berlebel Symbian, namun ternyata aplikasi tersebut hanya
anak dari Software Python yang sebenarnya.
Python yang sebenarnya merupakan bahasa pemrograman
yang terus semakin diminati penggunaannya, terutama di dalam bidang fisika
komputasi.
Mengapa Python diminati oleh sebagian akademisi, karena:
- Python mudah untuk dipelajari, sangat sesuai untuk perkuliahan fisika yang fokusnya pada komputasi bukan pemograman.
- Python merupakan bahasa pemograman yang modern, interpreted, object-oriented; artinya program-programnya dapat langsung dijalankan dan berkaitan dengan objek di dalam dunia nyata.
- Program-program Python bersifat sederhana, bersih dan mudah dibaca.
- Python memiliki paket-paket pendukung (Library Program) yang berjangkauan luas dan berguna untuk komputasi numerik.
Python adalah bahasa pemrograman interpretatif multi guna. dengan filosofi perancangan yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode. Python diklaim sebagai bahasa yang menggabungkan kapabilitas, kemampuan, dengan sintaksis kode yang sangat jelas, dan dilengkapi dengan fungsionalitas pustaka standar yang besar serta komprehensif.
Python mendukung multi paradigma pemrograman, utamanya; namun tidak dibatasi; pada pemrorgaman beriorentasi objek, pemrograman imperatif, dan pemrograman fungsional. Salah satu fitur yang tersedia pada python adalah sebagai bahasa pemrorgaman dinamis yang dilengkapi dengan manajemen memori otomatis. Seperti halnya pada bahasa pemrograman dinamis lainnya, pyhton umumnya digunakan sebagai bahasa skrip meski pada prakteknya penggunaan bahasa ini lebih luas mencakup konteks pemanfaatan yang umumnya tidak dilakungan dengan menggunakan bahasa skrip. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan Python di dalam fisika dikutip dari Simple Nature.
Contoh 1
import math
def
time1(dist,v,n):
x = 0
dx= dist/n
t = 0
for i in range(n)
x = x + dx
dt = dx/v
t = t + dt
return t
Contoh 1 di atas adalah sebuah program python
sederhana dengan menggunakan teknik numerik untuk mendapatkan jawaban atas
persoalan aljabar sederhana gerak lurus beraturan yang secara langsung
diperoleh dari rumus t = jarak / kecepatan. Dalam kasus ini waktu yang dicari
direpresentasikan dengan variabel t sedangkan jarak dist serta
kecepatan v diketahui. Dengan teknik numerik ini, jarak dist
dibagi n sehingga menjadi beberapa segmen dan t
diperoleh dengan menjumlahkan t secara akumulatif dari masing-masing
segmen.
Contoh 2
import math
def
time2(h,n):
g=9.8
y=h
v=0
dy=-h/n
t=0
for i in range(n):
y=y+dy
v=-math.sqrt(2*g*(h-y))
dt=dy/v
t=t+dt
return t
Contoh 2, adalah program python untuk menyelesaikan
persoalan gerak jatuh bebas dengan ketinggian h dan g = 9,8 m/s2.
Sebagaimana pada kasus contoh 1, h dibagi n segmen dan
kecepatan yang digunakan pada masing-masing segmen adalah v=sqrt(2*g*(h-y)). t
diperoleh dengan menjumlahkan secara akumulatif yang diperoleh dari seluruh
segmen.
Sebagaimana bahasa pemograman modern lainnya, Python
terdiri dari bahasa pemograman inti dan modul-modul eksternal (libraries).
Contohnya, square roots atau cosines tidak dikenal di dalam bahasa pemograman
inti, keduanya ditambahkan keberadaannya dengan menggunakan modul yang sesuai,
yakni modul math atau untuk modul dengan tingkat yang lebih tinggi numpy atau
visual.
Ada tiga paket yang sangat berguna di dalam pengajaran
fisika komputasi adalah:
- numpy or NumPy, yang menambahkan kemampuan array untuk pemograman numerik.
- visual or VPython, yang memungkinkan pembuatan simulasi 3D sederhana.
- pylab or Matplotlib, yang mendukung grafik
scipy (http://www.scipy.org) memperluas kemampuan numpy dengan sejumlah
metoda numerik: aljabar linier, pengintegralan, fungsi khusus dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar